Percobaan 1
Korosi
I.
Hari/Tanggal : Selasa, 25 September
2012
II.
Tujuan
·
Mengamati
perubahan atau perkaratan besi
·
Mengamati
proses oksidasi dan reduksi yang terjadi pada besi
III.
Dasar teori
Korosi merupakan proses degradasi, deteorisasi, pengerusakan
material yang disebabkan oleh pengaruh lingkungan sekelilingnya. Adapun
prosesnya yakni merupakan reaksi redoks antara suatu logam dengan berbagai zat
disekelilingnya tersebut. Dalam bahasa sehari-hari korosi disebut dengan
perkaratan. Kata korosi berasal dari bahasa latin “corrodere” yang artinya
pengrusakan logam atau perkaratan. Jadi jelas korosi dikenal sangat merugikan.
Korosi meruapakn system termodinamika logam dengan lingkungannya, yang berusaha
untuk mencapai kesetimbangan. System ini dikatakan setimbang bila logam telah
membentuk oksida atau senyawa kimia lain yang lebih stabil. Pencengahan korosi
merupakan salah satu dari banyak jenis logam yang penggunaannya sangat luas
dalam kehidupan sehari-hari. Namun kekurangan dari besi ini adalah sifatnya
yang sangat mudah mengalami korosi. Padahal besi yang telah mengalami korosi
akan kehilangan nilai jual dan fungsi komersialnya. Ini tentu saja akan
merugikan sekaligus membahayakan. Berdasarkan dari asumsi tersebut percobaan
ini difokuskan dalam upaya pencengahan terjadinya peristiwa korosi ini
khususnya pada besi. Selain itu pada percobaan ini akan diketahui logam-logam
apa sajakah yang dapat menghambat terjadinya korosi sesuai dengan sifat-sifat
kimianya.
Besi merupakan logam yang menempati urutan kedua dari logam
logam yang umum terdapat pada kerak bumi. Besi cukup reaktif, besi bila
dibiarkan diudara terbuka untuk beberapa lama mengalami perubahan warna yang
lazim disebut perkaratan besi. Proses perubahan besi menjadi berkarat merupakan
reaksi redoks yang melihat oksigen:
Faktor yang berpengaruh terhadap korosi dapat dibedakan
menjadi dua, yaitu yang berasal dari bahan itu sendiri dan dari lingkungan.
Faktor dari bahan meliputi kemurnian bahan, struktur bahan, bentuk Kristal,
unsur-unsur kelumit yang ada dalam bahan, teknik pencampuran bahan dan
sebagainya. Faktor dari lingkungan meliputi tingkat pencemaran udara, suhu,
kelembaban, keberadaan zat-zat kimia yang bersifat korosif dan sebagainya. Bahan-bahan
korosif (yang dapat menyebabkan korosi) terdiri atas asam, basa serta
garam , baik dalam bentuk senyawa an organik maupun organik. Penguapan dan
pelepasan bahan-bahan korosif ke udara dapat mempercepat proses korosi. Uadara
dalam ruangan yang terlalu asam atau basa dapat mempercepat proses korosi
peralatan elektronik yang ada dalam ruangan tersebut.
Flour, hidrogen, flourida beserta
persenyawaan-persenyawaannya dikenal sebagai bahan korosif. Dalam industri,
bahan ini umumnya dipakai untuk sintesa bahan- bahan organik. Ammoniak
(NH3) merupakan bahan kimia yang cukup banyak digunakan dalam
kegiatan industry. Pada suhu dan tekanan normal, bahan ini berada dalam bentuk
gas dan sangat mudah terlepas keudara. Ammoniak dalam kegiatan industri
umumnya digunakan untuk sintesa bahan organik, sebagai bahan anti beku didalam
alat pendingin, juga sebagai bahan untuk pembuatan pupuk. Bejana-bejana
penyimpan amoniak harus selalu diperiksa untuk mencegah terjadinya kebocoran
dan pelepasan bahan ini ke udara. Embun pagi saat ini umumnya mengandung aneka
aerosol, debu serta gas-gas asam seperti NOx dan SOx.
dalam batubara terdapat belerang atau sulfur (S) yang apabila dibakar berubah
menjadi oksida belerang.
Masalah utama berkaitan dengan peningkatan pengunaan batubara
adalah dilepaskannya gas-gas polutan seperti oksida nitrogen(NOx)
dan oksida belerang(SOx). walaupun sebagian besar pusat tenaga
listrik batu bara telah menggunakan alat pembersih endapan (presipitator) untuk
membersihkan partikel-partikel kecil dari asap batubara, namun NOx
dan SOx yang merupakan senyawa gas dengan bebasnya naik melewati
cerobong dan terlepas ke udara bebas. Didalam udara, kedua gas tersebut dapt
berubah menjadi asam nitrat (HNO3) dana asam sulfat(H2SO4).
Oleh sebab itu, udara menjadi terlalu asam dan bersifat
korosif dengan terlarutnya gas-gas asam tersebut didalam udara. Udara yang asam
ini tentu dapat berinteraksi dengan apa saja, termasuk komponen-komponen renik
didalam peralatan elektronik. Jika hala itu terjadi, maka proses korosi tidak
dapat dihindari lagi. Korosi yang menyerang piranti maupun komponen-komponen
elektronika dapat mengakibatkan kerusakan bahkan kecelakaan. Karena korosi ini
maka sifat elektrik komponen-komponen elektronika dalam computer,televisi,
video, kalkulator, jam didital dan sebagainnya menjadi rusak. Korosi dapat
menyebabkan terbentuknya lapisan non-konduktor pada komponen elektolit.
Oleh sebab itu, dalam lingkungan dengan tingkat pencemaran
tinggi, aneka barang mulai dari komponen elektronika renik sampai jembatan baja
semakin mudah rusak, bhkan hancur karena korosi. Dalam beberapa kasus hubungan
pendek yang terjadi pada peralatn elektronika dapat menybabkan terjadinya
kebakaran yang menimbulkan kerugian bukan hanya dalam bentuk kehilanagn atau kerusakan
maateri tetapi juga korban nyawa .
IV.
Alat dan Bahan
Alat
:
· Gelas
piala 250 ml
· Cawan
petri
· Batang
pengaduk
· Penanggas
air
· Paku
Bahan
:
· Larutan
NaCl
· Agar-agar
· K3(Fe(CN)6)
·
Fenolftalin
· Larutan
HCl
V.
Cara kerja
1.
Disediakan
6 paku beton berukuran sama besar
2.
Dimasukkan
paku beton kedalam masing-masing
3.
Dimasukkan
satu bungkus agar-agar +aquadest 210ml kedalam gelas piala 250 ml dipanaskan
diatas penangas air .
4.
Dituangkan hasil adonan agar-agar panas
sebanyak 35ml kedalam masing-masing cawan petri hingga menutupi seluruh paku
5.
Diamati
dan dicatat apa yang terjadi selama 30 menit,1jam,2jam dan 24jam
6.
Ditambahkan 3,6 mL K3Fe(CN)6),
HCl, NaCl,NaOH,PP dimasing-masing cawan petri.
VI.
Hasil Pengamatan
Tabel
Perlakuan Terhadap Paku Beton Berukuran Sama
30 menit
Paku
|
K
|
K + PP
|
K + NaCl
|
K + HCl
|
K + NaOH
|
1
|
-
|
-
|
+
|
-
|
+
|
2
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
3
|
-
|
-
|
+
|
-
|
-
|
4
|
-
|
Sedikit +
|
-
|
+
|
-
|
5
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
1 jam
Paku
|
K
|
K + PP
|
K + NaCl
|
K + HCl
|
K + NaOH
|
1
|
-
|
-
|
++
|
++
|
+
|
2
|
-
|
-
|
-
|
++
|
-
|
3
|
-
|
-
|
++
|
-
|
-
|
4
|
-
|
+
|
-
|
++
|
-
|
5
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
1,5 jam
Paku
|
K
|
K + PP
|
K + NaCl
|
K + HCl
|
K + NaOH
|
1
|
-
|
-
|
++
|
++
|
+
|
2
|
-
|
-
|
-
|
+++
|
-
|
3
|
-
|
-
|
++
|
+
|
-
|
4
|
-
|
+
|
-
|
++
|
-
|
5
|
-
|
-
|
-
|
+
|
-
|
24 jam
Paku
|
K
|
K + PP
|
K + NaCl
|
K + HCl
|
K + NaOH
|
1
|
-
|
-
|
++
|
+++
|
+
|
2
|
-
|
-
|
-
|
++++
|
-
|
3
|
+
|
-
|
++
|
++
|
-
|
4
|
-
|
+
|
-
|
+++
|
-
|
5
|
+
|
-
|
+
|
++
|
-
|
Kalau setiap jam + nya bertambah,
berarti karatnya bertambah. Dan kalau disetiap jamnya + tidak bertambah berarti
karatnya juga tidak bertambah.
Urutan terjadinya tingkat
korosi pada paku beton dengan berbagai perlakuan :
Kontrol+HCl>Kontrol+NaCl
> Kontrol+NaOH Kontrol+PP> Kontrol
VII.
Pembahasan
Pada praktikum kali ini, praktikan melakukan proses pengujian korosi
besi menggunakan paku beton sebanyak 5 buah dengan jenis dan ukuran yang
berbeda, yaitu paku beton hitam, paku beton putih, paku besi kecil, paku besi
besar, dan paku payung. Ke-5 paku tersebut diberikan berbagai perlakuan dengan
tujuan mengamati perubahan atau perkaratan besi serta mengamati proses oksidasi
dan reduksi yang terjadi pada besi-besi itu. Perlakuan yang diberikan terhadap
paku tersebut diantaranya dicelupkan kedalam agar-agar sebagai kontrol,
dicelupkan kedalam Fenolftalein (PP), NaOH 0,5, NaCl 0,5 M, dan HCl 0,5 M dengan pengamatan selama 30
menit, 1jam, 1,5 jam, dan 24 jam.
Pertama, dipanaskan 210 mL aquadest dalam gelas piala 250 mL
sampai mendidih. Lalu ditambahkan satu bungkus agar-agar putih ke dalamnya sambil diaduk hingga larut. Hal ini
dikarenakan agar-agar tidak larut dalam air dingin. Agar-agar yang digunakan pada percobaan ini berfungsi
sebagai medium indikator.
Setelah mendidih dituangkan agar-agar
tersebut kedalam cawan petri yang telah berisi paku masing-masing 5 jenis paku
yang berbeda jenis sebanyak 35 mL dimasing-masing cawan petri
sampai paku tercelup seluruh permukaannya dengan 3,6 mL Fenolftalein, NaOH 0,5, NaCl
0,5 M, dan HCl 0,5 dimasing-masing cawan petri. Masing-masing cawan petri berisi 5 paku beton dengan berbagai
jenis yang berbeda Pada cawan pertama yang berisi agar-agar
digunakan sebagai kontrol dalam percobaan ini. Cawan kedua berisi kontrol yang
ditambahkan fenolftalein. Cawan ketiga berisi kontrol
yang ditambahkan NaCl. Cawan empat berisi kontrol
yang ditambahkan HCl. Cawan kelima berisi kontrol
yang ditambahkan NaOH.
Dengan waktu
pengamatan selama 30 menit, 1jam, 1,5 jam dan 24 jam pada
cawan pertama yang hanya berisi agar-agar reaksi pengaratan besi berlangsung
sangat lama. Korosi yang terjadi sangat sedikit dan warna agar-agar
tetap sama dan telah mengeras, namun setelah
ditunggu selama 24 jam untuk paku besi besar dan paku paying mengalami korosi
walaupun hanya sedikit. Pada
cawan kedua yang berisi Kontrol +Fenolftalein (PP) paku yang mengalami sedikit korosi adalah
paku besi kecil, namun pada waktu 24 jam paku payung juga mengalami sedikit
korosi, sedangkan paku yang lain tidak terjadi apa-apa. Beberapa bagian agar-agar berubah warna
merah muda. Warna merah muda pada agar-agar disebabkan adanya PP (fenolftalein)
pada adonan agar-agar. Warna ini merupakan suatu indikator yang menunjukkan
tempat terjadinya reaksi reduksi
dari H2O. H2O tereduksi
menghasilkan ion OH- yang dapat berinteraksi dengan penofthalein
membentuk warna merah muda. Warna merah tersebut menunjukkan terjadinya reduksi
pada karat dan menyebabkan sedikit terjadinya korosi. Pada cawan ketiga yang kontrol + NaCl. NaCl
merupakan larutan elektrolit. Kontak dengan elektrolit dapat mempercepat korosi
karena elektrolit memberikan pengaruh, seperti jembatan garam sehingga
mobilitas elektron akan makin tinggi dan korosi akan berjalan lebih cepat. Pengkaratan
yang terbentuk disekitar
paku berwarna kuning muda. Warna kuning muda ini menandakan bahwa besi yang
terkandung dalam paku dioksidasi menjadi Fe3+. Dalam
larutan, ion Fe3+ berwarna
kuning muda.pada waktu 30 menit paku beton hitam dan paku besi besar sudah
menunjukkan sedikit korosi, lalu pada satu jam pertama perkaratan pada kedua
paku tersebut meningkat, selanjutnya pada 1,5 jam masih tetap seperti itu, dan
terakhir untuk waktu 24 jam paku payung ikut mengalami korosi juga. Pada cawan
kelima berisi kontrol
+ NaOH mengalami korosi yang sedikit dan hanya terjadi di sebagian permukaan
paku saja, yaitu pada paku beton hitam, selebihnya tidak mengalami apa-apa. Hal
ini karena potensial korosi dalam suasana asam lebih besar dari suasana basa.
Pada
saat pengamatan dalam selang waktu 30 menit hingga 1,5 jam agar-agar yg berisi
NaOH paling lama mengalami pengerasan. Hal ini dikarenakan konsentrasi NaOH
yang digunakan tinggi yaitu 15%.
Pada cawan keenam yang berisi kontrol+HCl
paku sudah mengalami korosi seluruhnya. Pada 30 menit pertama yang mengalami
korosi hanya paku besi kecil saja, lalu pada satu jam pertama paku beton hitam,
paku beton putih, dan paku besi kecil mengalami korosi yang cukup banyak,
selanjutnya pada waktu 1,5 jam semua paku mengalami korosi khususnya yang
paling banyak adalah paku beton putih, dan pada waktu 24 jam semua paku
mengalami perkaratan yang kompleks. Hal ini karena potensial korosi dalam
suasana asam lebih besar dari suasana basa sehingga reaksi korosi akan lebih
cepat berlangsung dalam lingkungan asam. Selain itu, pada reaksi suasana asam
diperoleh hasil karat besi dan ion H+ yang mempercepat korosi
selanjutnya.
VIII.
Kesimpulan
·
Urutan terjadinya tingkat korosi pada paku beton dengan berbagai perlakuan
:
Kontrol+HCl > Kontrol+NaCl >
Kontrol+NaOH > Kontrol+PP > Kontrol.
·
Faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya korosi diantaranya : tingkat
keasaman, kontak dengan elektrolit, keadaan logam besi itu sendiri, keaktifan
logam, dan kontak dengan logam lain.
·
Fungsi NaCl berfungsi sebagai jembatan garam.
IX.
Daftar Pustaka
Chalid,Sri Yadial.2007.Penuntun Praktikum Kimia Anorganik.Jakarta : Fakultas
Sains dan
Teknologi UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta.
Svehla, G., 1990, Buku Teks Analisis
Anorganik Kualitatif Makro dan Semimikro.
Jakarta : PT.
Kalman Media Pustaka .
http://www.scribd.com
diakses pada 30 September 2012 pukul 21.00 WIB.
X.
Lampiran
Pertanyaan
1. Apa tanda-tanda telah terjadi proses
redoks pada percobaan ini?
2. Tuliskan reaksi redoks yang terjadi!
3. Sebutkan reagen-reagen apa saja yang dapat
meleburkan logam Fe?
4. Senyawa apa saja yang terdapat pada besi
komersial?
Jawaban
1. Besi berubah menjadi besi (III) oksida yaitu merupakan karat besi
2. Fe(s) → Fe2+(aq) + 2e (x2)
O2(g) + 4H+(aq) + 4e
→ 2H2O(l)
4 Fe2+(aq)+ O2 (g) + (4 + 2x) H2O(l)
→ 2 Fe2O3x H2O + 8 H+(aq)
3. Reagen yang dapat meleburkan logam Fe adalah K3Fe(CN)6,
HCl dan NaCl
4. Besi komersial merupakan campuran besi dan karbon. tambahan unsur
Karbon ( C ) sampai dengan 1.67% (maksimal). Dimana kandungan karbon ( C
) mempengaruhi kekerasan baja, Disamping itu, baja mengandung unsure campuran
lain yang disebut paduan, misalnya Mangan ( Mn ), Tembaga (Cu), Silikon ( Si ),
Belerang ( S ), dan Posfor ( P )
Data Gambar
kurun waktu 24 jam
Gb 1. Perbandingan kontrol dan HCl Gb
2. Perbandingan kontrol dan NaCl
Gb
3. Perbandingan kontrol dan PP Gb
4. Perbandingan kontrol dan NaOH
Apabila Anda mempunyai kesulitan dalam pemakaian / penggunaan chemical , atau yang berhubungan dengan chemical,oli industri, jangan sungkan untuk menghubungi, kami akan memberikan solusi Chemical yang tepat kepada Anda,mengenai masalah yang berhubungan dengan chemical.Harga
BalasHapusTerjangkau
Cost saving
Solusi
Penawaran spesial
Hemat biaya Energi dan listrik
Mengurangi mikroba & menghilangkan lumut
Salam,
(Tommy.k)
WA:081310849918
Email: Tommy.transcal@gmail.com
Management
OUR SERVICE
1.
Coagulan, nutrisi dan bakteri
Flokulan
Boiler Chemical Cleaning
Cooling tower Chemical Cleaning
Chiller Chemical Cleaning
AHU, Condensor Chemical Cleaning
Chemical Maintenance
Waste Water Treatment Plant Industrial & Domestic (WTP/WWTP/STP)
Garment wash
Eco Loundry
Paper Chemical
Textile Chemical
Degreaser & Floor Cleaner Plant
2.
Oli industri
Oli Hydrolik (penggunaan untuk segala jenis Hydrolik)
Rust remover
Coal & feul oil additive
Cleaning Chemical
Lubricant
3.
Other Chemical
RO Chemical
Hand sanitizer
Disinfectant
Evaporator
Oli Grease
Karung
Synthetic PAO.. GENLUBRIC VG 68 C-PAO
Zinc oxide
Thinner
Macam 2 lem
Alat-alat listrik
Packaging
Pallet
CAT COLD GALVANIZE COMPOUND K 404 CG
Almunium